Pemimpin

>> Monday, October 26, 2009

Berjalan di atas kaki langit dengan menengadah tanpa makna
Membusungkan dada di atas awan duka tanpa rasa
Bingung kemana arah dan enggan untuk bertanya
Kata sudah tersimpan dalam sebuah ideologi tak bernama

Langkah demi langkah menuju sebuah kemerdekaan jiwa
Hasrat kebebasan membumbung di angkasa raya
Tanya menghentikan sejenak raga yang ingin bersenggama
Suara terhenti dibalik dinding-dinding jelata berwajah penguasa

Kebebasan dan tujuan telah dikirim ke pelelangan
Hati telah beku dan terkubur dalam sebuah bejana harta
Tak ada jawaban yang ada hanya kesempatan untuk ego dan kesombongan
Keadilan sudah sirna di balik jubah pemikir semu dan cendikia

Darah dan letih telah tercampur dalam keringat bau dan kotor
Rumah hewan telah menjadi tempat untuk merumuskan Undang-Undang
Milik si miskin telah diperjual belikan di rumah-rumah bordir
Rakyat menangisi diri dan meratapi pemimpin mereka yang mulia

Oh... Pemimpin Mulia
Iringi kami menuju birunya kesejahteraan
Biarkan kami merasakan indahnya hidup dengan kebanggaan
Sirami anak-anak kami dengan pengetahuan untuk merubah wajah kemunafikan
Buka telinga, agar kami yakin engkau memang betul-betul manusia

Read more...

HARAPAN

>> Monday, October 5, 2009


Harapan terikat dengan sayap-sayap yang siap terbang bersama kupu-kupu kecil menuju birunya langit dan tergantung di balik awan hitam yang menangis dengan air mata yang hanya ada kelopak mata dan enggan turun dikala kemarau panjang.

Harapan terbelenggu di bawah kawah panas di tebing kemiskinan dan menghilangkan tawa bayi-bayi kecil yang berteriak kelaparan di kerumunan ladang yang menghijau.

Harapan karam di dasar laut yang dalam dan menenggelamkan benih-benih asa yang inginkan perubahan dan kemakmuran bagi segenap anak bangsa yang hidup dalam gelombang dan badai yang menghentikan impian dan menyimpannya di dalam kotak hitam tak bernama.

Harapan telah berganti dengan mimpi buruk yang terus menghantui anak-anak bangsa di penjuru tanah air yang telah merdeka dari penjajahan.

Harapan untuk membangun sebuah perahu telah pupus telah di buang dan mengalir dilautan kebosanan dan menghilang dengan sendirinya.

Apakah bangsa ini telah merdeka?

Tetapi harapan kami masih terpenjara dalam kapitalisme dan kepentingan pemimpin belaka.

Apakah rakyat Indonesia telah merdeka?

Ketika kebodohan, kemiskinan dan kesenjangan menjadi santapan sehari-hari yang begitu memilukan dan menyakitkan mata-mata pejuang.

Apakah Republik ini telah merdeka?

Ketika rakyatnya dibiarkan hidup dalam harapan dan mati dengan membawa harapan itu bersamanya.

Kapan kita akan merdeka????????

Read more...
free counters

About This Blog

Blog ini berisikan tentang karya-karya saya dalam usaha mencoba menulis puisi hati yang ingin dan mencoba mendekatkan diri saya kepada Tuhan

Puisi Ilahi

Puisi Ilahi
Face Book Group

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

  © Islamic Ways Happy by Journey To Heaven 2008

Back to TOP